Sistem Informasi Geografis (Geographical Information System)

Selain tingkat ekonomi, faktor kesehatan berperanan penting sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat. Semakin besar gangguan terhadap masalah kesehatan pada individu dan masyarakat, maka hal ini mengindikasikan belum stabilnya tingkat kesejahteraan suatu negara. Beberapa fenomena yang menunjukkan masih rendahnya kualitas kesehatan individu dan masyarakat, misalnya: penyebaran virus flu burung yang cukup cepat, besarnya tingkat kematian ibu melahirkan, penyakit cikunguya, demam berdarah, malaria, dan sebagainya. Fenomena tersebut belum termasuk penyakit yang bersifat ‘rutin’ menjangkiti atau istilahnya ‘puskesmas’ (pusing, keseleo, dan masuk angin), hampir setiap orang pernah merasakannya.

Sebagian besar jenis penyakit berhubungan dengan aspek lingkungan/geographical/spatial/keruangan, karena salah satu sumber terjadinya penyakit tidak lepas dari faktor lingkungan. Sekedar contoh tentang penyakit Malaria. Sumber utama malaria adalah nyamuk malaria. Penyakit malaria tidak terlepas dari lepas dari pengaruh ekologi wilayah yang memungkinkan nyamuk berkembang cepat dan berpotensi kontak dengan manusia. Wilayah yang disukai yakni daerah genangan atau wilayah lembab. Selain itu faktor lingkungan yang turut mempengaruhi penyebaran malaria adalah penggundulan hutan, terutama hutan bakau di pantai. Akibat kerusakan lingkungan ini, nyamuk yang umumnya hanya tinggal di hutan dapat bermigrasi ke pemukiman manusia. Di daerah pantai, kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan musuh-musuh alami nyamuk, sehingga perkembangbiakan nyamuk sangat cepat.

Kita tidak ingin masyarakat menjadi miskin secara ekonomi, dimana hal ini biasanya akan menjadi efek berantai dan berpengaruh ke tingkat kesehatan yang rendah. Adanya penyakit yang terus menerus menghantui masyarakat, haruslah diantisipasi sejak dini. Selain penanganan medis seperti ketersediaan obat cukup, rumah sakit, klinik, dokter dan perawat yang memadai, perlu penanganan ‘non medis’ berupa pemanfaatan teknik GIS.

GIS (geographic information system) merupakan sistem berbasis komputer yang mampu mengelola, memanajemen, memanipulasi, dan menghasilkan output akhir dari sebuah data-data keruangan/spatial/geografis. Data dalam GIS ada dua yakni data spasial (peta/map) itu sendiri, dan data atribut berupa tabel/statistik/inf. Kedua data tidak dapat dipisahkan karena bersifat menerangkan dan diterangkan. Beberapa perangkat lunak GIS dapat mengelola dan mengolah dengan cepat dua jenis data tersebut.

Produk peta sekarang ini semakin bervariasi terutama yang berjenis peta tematik. Peta tematik merupakan peta yang berisi tema-tema tertentu, misalnya peta hutan, peta penggunaan lahan, peta kawasan banjir, peta kawasan kumuh, peta daerah tergenang, dan lain sebagainya.

Lalu apa hubungannya antara GIS dan Optimasi Kesehatan Masyarakat?. Kalau kembali ke keterangan di atas yang menyatakan bahwa penyakit berhubungan dengan aspek lingkungan/geographical/spatial/keruangan, maka faktor atau aspek lingkungan dapat dipetakan. Misalnya peta tentang daerah kumuh dan genangan yang merupakan sumber penyakit malaria. Dengan asumsi bahwa daerah itu merupakan sumber penyakit malaria, maka daerah tersebut dapat digolongkan sangat rawan. Sebaliknya, lingkungan yang relatif aman dari genangan tergolong tidak rawan terhadap penyakit malaria. Bila digabungkan dengan data kepadatan penduduk, maka output dari peta tersebut dapat berupa peta rawan penyakit malaria. Analisa yang dapat diperoleh adalah seberapa besar jumlah penduduk yang beresiko terkena penyakit. Selain itu ‘analisa jarak’ juga dapat dilakukan, seekor nyamuk secara teori dapat terbang 2-3 Km dari sumbernya. Dalam GIS, pembuatan jarak 2-3 km dari sumber penyakit sangat mudah dilakukan. Bila dihubungkan lagi dengan peta sebaran rumah sakit, klinik, tenaga dokter, dan tindakan pencegahan yang dilakukan, dapat dihasilkan kesimpulan atau output tentang optimasi kesehatan masyarakat (optimal atau tidak mencapai sasaran).



Data atribut yang ada di GIS tidak terpisahkan dengan data grafis. Data atribut berisi keterangan yang ada dalam peta, misalnya peta berupa area genangan/tempat kumuh, keterangan yang menyatakan bahwa itu sebagai genangan/tempat kumuh inilah yang dinamakan data atribut. Seorang analis GIS dengan mudah dapat melakukan query atau pemanggilan data atribut, misalnya dia ingin mengetahui dimana saja tempat-tempat yang rawan penyakit sekaligus berapa jumlah penduduknya, dengan melakukan query maka tempat yang rawan penyakit sangat mudah ditemukan, dan terdeteksi di peta.

Para pengambil kebijakan dibidang kesehatan sebaiknya memahami tindakan ‘non medis’ berupa pemanfaatan GIS ini. Dengan GIS dapat memahami karakter wilayah, kontrol dini sebelum terjun dilapangan, dan akhirnya dapat mengambil kebijakan tentang kesehatan yang tepat sasaran.

1 Response to "Sistem Informasi Geografis (Geographical Information System)"

  1. Anonim says:

    Merkur Classic Classic Black Handle with Stainless Steel
    ‎Features · ‎Features · ‎Razor Pouch 메리트 카지노 · ‎Overall Design · ‎Razor Finish worrione · ‎In-Stock 카지노 Package · ‎In-Store Pickup

Posting Komentar

Powered by Blogger